Potretkota.com - Kebutuhan warga dalam mengembangkan usaha tentu tidak lepas dari modal yang cukup. Sebagaimana program pemerintah, saat ini Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) menjadi salah satu perhatian utama pemerintah untuk membangkitkan ekonomi masyarakat. Bahkan, untuk menunjang hal itu, pemerintah memberikan pinjaman modal melalui program PNM (Permodalan Nasional Madani) Mekaar.
Namun di tengah perjalanannya, hal tersebut rupanya tak berjalan semulus yang diharapkan. Pasalnya, tak sedikit warga yang telah melakukan pinjaman melalui program PNM Mekaar, justru malah terjerat bunga utang sehingga banyak pula yang tak mampu membayar angsuran. Fenomena ini pun tak lepas dari pantauan Organisasi Pemuda Pancasila (PP).
Ketua Bidang Organisasi MPC Pemuda Pancasila Surabaya, Samsurin dalam dialog khusus bersama Taufiq Monyong, Rabu, (18/10/2023), mengatakan, rating tertinggi wanita di Surabaya sebenarnya adalah pinjaman. Dengan adanya pinjaman inilah, yang sebenarnya kerap membuat warga Kota Surabaya, khususnya kaum wanita semakin sulit ekonominya.
"BUMN yang dilahirkan oleh kementerian BUMN yang nama programnya PNM dan bentuk programnya namanya Mekaar itu sama dengan rentenir. Jadi menerapkan bunga yang tinggi, di situlah masyarakat Kota Surabaya, di setiap gang hampir 40 persen kaum perempuan di Kota Surabaya korban pinjaman berbunga tinggi. Tersandera oleh Mekaar,” kata Samsurin.
Bagaimana konstruksi untuk menegaskan kembali gerakan Pemuda Pancasila terhadap ekonomi masyarakat? Pria paruh baya yang juga Caleg dari Partai Bulan Bintang (PBB) ini menerangkan, banyak warga di Kota Surabaya yang merupakan masyarakat urban, terjerat utang lantaran jauh dari keluarga sehingga ketika butuh dana, hanya bisa lari ke pinjaman.
“Yang saya katakan tadi, yang dalam tanda petik adalah masyarakat, notabene adalah masyarakat urban. Di mana masyarakat urban itu sangat sempit menjangkau akses ke keluarganya karena dia datang dari kota lain masuk ke Kota Surabaya dan banyak keluarganya tidak di Kota Surabaya, ketika terhimpit ekonomi ya larinya ke pinjaman online, pinjaman Mekaar ya, pinjaman tetek bengek (segala jenis),” ungkap Samsurin.
“Itu yang menjadi prioritas kader-kader kami. Karena yang dihadapi adalah rentenir, penindasan itu ada di sana. Pemuda Pancasila akan kembali kepada Soko Guru Perekonomian kita, gotong royong itu yang namanya koperasi. Koperasi itu adalah memperkuat perekenomian masyarakat atau rakyat Indonesia, itu hanya ada di koperasi,” tukas Samsurin.
Fenomena jeratan utang Mekaar dan pinjaman online tersebut, nantinya oleh Samsurin akan ditegaskan pada program umum yang akan disampaikan di musyawarah Pemuda Pancasila Cabang Surabaya yang kesembilan, yang bakal digelar dalam waktu dekat ini. Pemuda Pancasila akan membentuk koperasi dan Bank Pemuda Pancasila. (ASB)