Potretkota.com - Dua orang warga Indrakila Surabaya selama tiga hari terakhir mempengaruhi para pedagang yang biasa berjualan di pasar kawasan setempat agar tidak membayar retribusi kepada paguyuban yang terbentuk sejak tahun 2017.
Masing-masing berinisial Ist yang indekos di eks Gedung Bioskop kawasan Jalan Indrakila, dan Slm warga RT 3 RW 12 di lingkungan pasar tersebut. Keduanya menginginkan agar retribusi para pedagang yang berjualan di pasar itu ditarik oleh warga Indrakila.
Paguyuban Pedagang Pasar Indrakila Surabaya sendiri terbentuk atas persetujuan Komisi B DPRD Kota Surabaya di tahun 2017, setelah sebelumnya ditertibkan oleh Satpol PP tanpa memberikan solusi relokasi. Keberadaan Paguyuban Pedagang Pasar Indrakila pun kemudian berdiri dengan seizin Ketua RT/RW, Lurah dan Camat setempat.
Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Indrakila, Achmad Yani, Minggu (23/1/2022) mengungkapkan retribusi terhadap para pedagang yang berjumlah sekitar 100 orang dan berasal dari warga sekitar sebenarnya tidak terlalu mencekik.
Rata-rata tiap pedagang ditarik berkisar Rp 2 ribu hingga 5 ribu perhari tergantung jenis dagangan serta ramai atau sepinya pembeli. "Retribusi itu untuk membayar petugas kebersihan, listrik, membuat gerobak sampah dan perawatan, serta kebutuhan lain yang menyangkut Pasar Indrakila," katanya.
Selama tiga hari terakhir, Ist turut menarik retribusi kepada sebagian pedagang pasar Indrakila. Karena ditarik sendiri, Slm mencegah agar para pedagang tidak membayar retribusi kepada pengurus paguyuban.
Wilayah Pasar Indrakila berada di lingkungan RT 5/RW 9 dan RT 3/RW 12, Kelurahan Pacar Keling, Kecamatan Tambaksari, Surabaya. Para pengurus di lingkungan RT/RW tersebut memastikan tindakan Ist dan Slm tanpa melalui koordinasi.
"Keberadaan Pasar Indrakila justru menambah penghasilan bagi warga sekitar yang turut berjualan atau menyewakan sebagian halaman rumahnya sebagai lapak," ujar Ketua RT 5 Mujiati.
Ketua RT 3 Hariandi menandaskan urusan pasar biar dikelola oleh paguyuban. "Saya itu ngurusi kampung saja sudah repot, apalagi ditambah ngurusi pasar. Sejak awal warga sudah saya tawari untuk kerja ikut paguyuban tapi tidak ada yang mau. Malah warga saya banyak yang berjualan di pasar ini," tambahnya
Kericuhan yang terjadi di lingkungan Pasar Indrakila rencananya akan diselesaikan di Kantor Kelurahan Pacar Keling dengan melibatkan aparat kepolisian setempat dengan mengedepankan asas keadilan restorasi.
Dok: Ahmad Yani bersama Eri Cahyadi di Pasar Indrakila
Untuk diketahui, sebelum Paguyupan Pasar Indrakila dikelola Ahmad Yani, terlihat kumuh. Kendaraan saja tidak bisa berjalan lancar, terlebih mobil. Karena itu, Pemkot Surabaya melalui Satpol PP melakukan penertiban termasuk bangunan liar yang berdiri disekitar pasar.
"Alhamdulillah, sesuai arahan Pemerintah, Pasar Indrakila sekarang sudah tertata rapi," jelas Ahmad Yani.
Karena sudah tertata rapi, Eri Cahyadi sebelum menjabat Wali Kota Surabaya mendatangi Pasar Indrakila. Didampingi Camat dan Lurah, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya periode 2018 sampai 2020 berpesan kepada pengurus paguyupan agar selalu menjaga kebersihan. "Pak Yani, saya titip pasar ini ya," singkatnya. (Hyu/SA)