Dukung RUU Kesehatan, Dokter Ning Dibully
Dokter Ning

Mundur dari Pengurus IDI

Dukung RUU Kesehatan, Dokter Ning Dibully

Potretkota.com - dr. Raden Ajeng Adaninggar Primadia Nariswari Sp.PD rela mundur dari Divisi Edukasi dan Media Sosial Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI) dan Pengurus IDI Surabaya, lantaran mendukung Rancangan Undang-undang (RUU) Kesehatan.

Perempuan yang akrab disapa Dokter Ning ini mengaku, sengaja mundur dari kepengurusan PB-IDI dan IDI Surabaya karena kecewa dengan kepengurusan saat ini. “Saya mundur dari kepengurusan. Tapi saat ini saya masih tercatat sebagai anggota IDI,” akunya, Kamis (25/5/2023).

Kepada Potretkota.com, dokter spesialis penyakit dalam ini menceritakan, bermula saat ia dan rekan sesama profesi dokter diundang oleh Menteri Kesehatan, Ir. Budi Gunadi Sadikin, CHFC, CLU. “Karena saya aktif dimedia sosial, saya dan teman-teman diundang Bapak Menteri sebagai influencer, bukan sebagai pengurus IDI,” ujarnya.

Dalam pertemuan silaturahmi tesebut, April 2023 lalu, Dokter Ning tidak tau jika kemudian ada pembahasan soal Rancangan Undang-undang (RUU) Kesehatan. “Kita ngobrol banyak sekali, soal pelayanan dan lainnya. Lha dari situ lalu bahas soal RUU Kesehatan, engga terasa sampai empat jam,” kata Dokter Ning.

Dengan pengetahuan yang didapat selama ini, Dokter Ning tidak serta mengamini keseluruhan yang disampaikan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin. Saat itu, ia juga melakukan kritik dan masukan agar dunia kesehatan kedepan semakin baik. “Saya pro bukan pro buta. Saya juga memberikan kritik dan masukan ke Pak Menkes sesuai keilmuan dan pengalaman. Bukan saya dukung 100 persen tanpa celah,” tambahnya.

Dokter Ning sesudah pertemuan dengan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, malah dicap sebagai penghianat organisasi. “Saya diserang dimedia sosial, saya dibilang penghianat, difitnah, keluarga saya dibawa-bawa. Disitu saya mengalami pembulian (bullying). Karena membawa nama keluarga, itu yang memicu saya marah. Coba engga bawa nama keluarga, saya diam. Terus terang saya engga suka diberlakukan seperti itu,” ucapnya.

Menurut Dokter Ning, IDI merupakan organisasi sosial sukarela yang tidak mengatur beda pendapat. “Ini kan masalah pro dan kontra saja? semua ini kan masih bisa diomongkan dengan baik,” urainya, karena diam-diam banyak yang setuju dengan RUU Kesehatan demi sebuah perubahan yang baik.

Banyak yang bilang, dokter Ning nekat mendukung RUU Kesehatan yang jelas-jelas ditolak oleh beberapa organisai tenaga kesehatan. “Saya dibilang nekat, saya pasrah saja. Karena pada prinsipnya niat saya baik, dan faktanya banyak yang mendukung tapi tidak berani bicara karena takut tidak bisa praktik,” imbuhnya.

Alumni mahasiswa kedokteran Unair 2002 ini berharap, era Budi Gunadi Sadikin, RUU Kesehatan segera digedok. “Karena yang jelek-jelek dalam dunia kedokteran harus diselesaikan, biar tidak ada oknum lagi yang disuburkan oleh sistem,” pungkasnya.

Untuk diketahui, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), dan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) menolak adanya RUU Kesehatan.

Alasan penolakan, karena dalam proses penyusunan dan pembahasan RUU omnibus law Kesehatan telah mencederai proses berdemokrasi, cacat prosedur penyusunan perundang-undangan, dan sangat terburu-buru dan sembunyi-sembunyi. (Hyu)

Ajukan JC, Terdakwa Siap Bongkar Dalang Korupsi Hibah Lampu Lamongan
Kepala Inspektorat Jatim "Intip" Sidang Korupsi Hibah Lampu Lamongan