Potretkota.com - Kebakaran yang terjadi di Pasar Gembrong, Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur, pada Minggu malam hingga Senin pagi yang menghanguskan 400 bangunan, membuat 450 KK serta 1000 jiwa kehilangan tempat tinggalnya. Korban yang terdampak berada di wilayah RW 001, RT 002, 003, 004, 005, dan 006 RW 001 Cipinang Besar Utara, Jatinegara.
Kebakaran diduga diakibatkan oleh konseleting listrik dari salah satu bangunan. Dari pantauan Potret Kota, warga yang terdampak kebakaran terlihat mencari sisa-sisa barang yang masih bisa diselamatkan. Sekitar 1000 warga yang terdampak kebakaran, saat ini mengungsi di dua tenda berukuran 10X5 meter dari Kementerian Sosial (Kemensos) yang didirikan pada jarak sekitar 200 meter dari lokasi kebakaran.
Sementara itu petugas pemadam kebakaran hingga Senin siang, terlihat masih berada di lokasi dan terus melakukan pendinginan, Damkar butuh waktu 13 jam untuk dapat melakukan pemadaman di pasar Gembrong. Arus lalu lintas di Jalan Basuki Rahmat dari arah Pondok Bambu menuju Kampung Melayu mengalami kemacetan.
Berita terkait: Belasan Kios Jatinegara Kebakaran
Tasri, salah satu warga terdampak, yang menempati tenda pengungsian bersama keluarganya mengeluhkan, rumah dan barang-barang miliknya ludes terbakar dan tidak ada satu pun yang dapat diselamatkan. "Habis semuanya, api dengan cepat membesar, saya berharap bantuan pemerintah," keluhnya.
Kasi Ops Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur, Gatot Sulaeman mengatakan, proses pemadaman dinyatakan rampung pada Senin, 25 April 2022 pukul 10.22 WIB. Selama proses pemadaman, pihak Damkar mengerahkan 27 unit mobil pompa berikut 135 personel gabungan dari Damkar Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Jakarta Pusat.
"Alhamdulillah, akhirnya proses pemadaman yang dimulai pada Minggu, 24 April 2022 pukul 21.17 WIB, rampung pukul 10.22 WIB. Tidak ada korban luka dan jiwa," kata Gatot.
Menurut Gatot, 400 bangunan yang meliputi rumah warga dan toko di sepanjang Jalan Basuki Rachmat ludes diamuk si jago merah mengakibatkan kerugian materil sekitar Rp1,5 miliar. Pada saat upaya pemadaman api, pihak Damkar sempat mengalami kendala, salah satunya adalah ketersediaan sumber air. Meski di belakang pemukiman warga ada kali, namun debit airnya rendah dan keruh.
"Untuk kendala pertama ketersediaan sumber air. Di belakang permukiman warga ada kali, tapi airnya sangat keruh dan tidak ada. Ada sangat jauh, di belakang kampus Mpu Tantular," ungkap Gatot.
Gatot menuturkan, untuk menanggulangi kebakaran yang terjadi selama 13 jam, pihaknya harus menyambung selang menggunakan unit mobil pompa untuk menjangkau sumber air. Selama proses pemadaman arus lalu lintas di Jalan Basuki Rachmat dari arah Pondok Bambu menuju Kampung Melayu terpaksa dialihkan, sementara arah sebaliknya tetap bisa dilalui pengendara.
"Untuk proses pemadaman sangat lama karena kita harus mengurai satu demi satu rumah, kamar demi kamar. Tapi untuk prosesor lokalisir api bisa dilakukan dalam proses dua jam," tutupnya.(Steve)