Jelang Idul Adha 1443 H, Wabah PMK Merajalela
Peternakan sapi di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Jumlah Terpapar di Bojonegoro Bertambah

Jelang Idul Adha 1443 H, Wabah PMK Merajalela

Potretkota.com - Meski Hari Raya Idul Adha 1443 H yang akan jatuh pada tanggal 9 Juli 2022 nanti, masih terhitung satu bulan lagi, namun hal tersebut bukanlah waktu yang cukup lama bagi umat Islam untuk menikmati daging qurban, yang secara hukum syar'iyahnya diwajibkan qurban hewan ternak. Seperti kambing, sapi, kerbau dan unta.

Hingga kini, terhadap binatang ternak, Penyakit Mukut dan Kuku (PMK) yang mewabah di sejumlah daerah di Indonesia, dirasa masih cukup mengkhawatirkan. Terbaru, sapi yang terjangkit PMK di Kabupaten Bojonegoro terus bertambah, tercatat ada 453 positif terpapar PMK, 24 dinyatakan sembuh dan 2 lainnya mati.

Berdasarkan data dari Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Bojonegoro, sejak tanggal 14 Mei hingga 2 Juni 2022 jumlah sapi yang terpapar PMK mencapai 453 ekor yang tersebar di 25 kecamatan dan 114 desa. Sebanyak 24 ekor terkonfirmasi sembuh, serta 2 ekor lainnya mati akibat PMK. Jumlah tersebut meningkat drastis dari jumlah sebelumnya.

Sebelumnya per tanggal 30 Mei 2022, ditemukan sebanyak 279 ekor, tersebar di 24 kecamatan, 92 desa. Sekretaris Disnakkan Bojonegoro, Bambang Sutopo mengungkapkan, jumlah sapi yang terpapar PMK masih terus bertambah. Hal itu berdasarkan data yang ada saat ini. "Bulan ini (Juni) dilaporkan ada penambahan 52 kasus baru sapi yang terpapar PMK," ungkapnya, Jumat (3/6/2022).

Bertambahnya kasus PMK ini ditengarai akibat masih adanya lalulintas hewan ternak, artinya masyarakat masih nekat membawa hewan baru dari luar wilayah Bojonegoro melalui 'jalur tikus' sehingga tidak terpantau oleh petugas. "Sapi yang mati itu adalah sapi baru, kemungkinan sebelumnya sudah sakit," jelasnya.

Akibat lain dari sebaran wabah PMK juga dirasakan di wilayah Balikpapan, Kalimantan Timur. Pemerintah setempat Melalui Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) mencatat bahwa Kota Balikpapan masih membutuhkan tambahan pasokan sapi sedikitnya 1.950 ekor. Hal ini lantaran jumlah stok sapi lokal yang ada di Kota Balikpapan saat ini hanya mencapai 1.100 ekor.

Kepala DP3 Balikpapan, Heria Prisni mengatakan saat ini stok sapi yang ada di Kota Balikpapan hanya mencapai 1.100 ekor. Sedangkan kebutuhan sapi saat Idul Adha tahun ini diprediksi akan mencapai 3.050 ekor, sehingga saat ini kota Balikpapan mengalami kekurangan pasokan 1.950 ekor sapi.

"Jadi begini, untuk perayaan Idul Adha tahun ini, kami prediksi Kota Balikpapan membutuhkan 3.050 ekor sapi, sedangkan stok sapi lokal yang saat ini tersedia di Kota Balikpapan hanya 1.100 ekor, berarti saat ini Kota Balikpapan kekurangan pasokan sapi yang mencapai 1.950 ekor," kata Heria Prisni saat ditemui awak media di Gedung Walikota Balikpapan.

Menurutnya, kekurangan stok dan pasokan sapi di Kota Balikpapan untuk Idul Adha tahun ini, disebabkan dampak dari wabah PMK, sehingga untuk mendatangkan pasokan sapi dari pulau jawa, hingga saat ini masih belum bisa dilakukan. "Kekurangan stok dan pasokan sapi ini ya merupakan buntut dari wabah PMK di pulau Jawa," tukas Heria, Sabtu, (4/6/2022).

Lain halnya dengan wilayah Kabupaten Pesisir Barat (Pesibar), Provinsi Lampung. Kendati masih belum ditemukan adanya wabah PMK yang menjangkit hewan ternak di sana, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupten Pesibar, gencar melakukan pengawasan secara ketat pada hewan ternak, agar virus mematikan tersebut tidak menyerang wilayahnya.

Kepala DKPP Kabupaten Pesisir, Unzir M, menuturkan, dalam upaya mencegah adanya hewan ternak yang terpapar PMK, pihaknya telah mengantisipasi dengan mengedukasi para peternak, tentang cara-cara meminimalisasi potensi PMK. "Kami juga melakukan pengawasan secara ketat lalu lintas hewan ternak di pos cek point kami," kata Unzir, Senin (6/6/2022).

Pihaknya juga menginstruksikan petugas lapangan untuk mengecek, mewaspadai, dan memberikan penyuluhan kepada para peternak. Sedangkan untuk vaksinasi hewan, DKPP masih menunggu bantuan dari pemerintah pusat. "Di Pesibar sampai saat ini tidak kami temukan ternak yang terpapar PMK. Untuk vaksinasi, kami masih menunggu bantuan obat vaksin dari Kementan," pungkas Unzir. (Ror/Iqb/Rio)

Beberapa Bumbu Dapur di Manado Harga Naik
Nasabah Bank Permata dan HSBC Kebobolan Rp 33 Juta