Potretkota.com - Dua warga yang kerap berulah di Pasar Indrakila Surabaya tak berkutik ketika Lurah Pacar Keling, Tambaksari Surabaya memanggilnya, Senin (24/1/2022) pagi. Mereka adalah Iswanto, yang indekos di eks Gedung Bioskop kawasan Jalan Indrakila, dan Sulaiman atau akrab disapa Mentong, warga RT 3 RW 12 di lingkungan pasar tersebut.
"Kalau bisa untuk saat ini jangan ada ricuh, tunggu waktu (seminggu) untuk kordinasi pihak RT-RW. Semuanya bisa dikordinasikan dengan baik. Dan untuk Paguyuban biar berjalan seperti biasa," kata Lurah Pacar Keling, Sri Sukaryati.
Didampingi Bhabinkamtibmas, Babinsa Pacar Keling, berserta Kasi Trantib Tambaksari Surabaya, Lurah Pacar Keling berharap supaya warga lain ataupun pelajar karang taruna tidak terpengaruh oleh provokator.
"Jangan ngompori (memanasi) karang taruna, masa depan kalian (karang taruna) masih panjang. Tolong kendalikan itu, jadi tolong perhatikan itu, jangan provokator pasar saja. Saya juga tidak ingin ini berjalan ke ranah hukum, kita duduk bersama disini cari solusi untuk penyelesaian,, insyaallah bisa. Harus secara kepala dingin, pikiran padang ojok grusa-grusu ae yang akhirnya merugikan berbagai pihak," tambah Lurah Sri Sukaryati yang akrab disapa Ria berdana kesal.
Ria juga menyarankan supaya karang taruna agar mencari pekerjaan yang layak. "Cari pekerjaan yang lainnya saja," ujarnya.
Lurah Pacar Keling juga mengaku, beberapa kali Wali Kota Surabaya berpesan, untuk warga yang butuh pekerjaan, tulis kebutuhan serta keahlian. "Kita ajukan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dengan gaji UMR," akunya.
Sementara, Mujiati selaku Ketua RT 5 RW 9 mengaku menyesal dan malu atas perbuatan salah satu warganya yang berulah di Pasar Indrakila Surabaya. "Kalau dia (Iswanto) menariki sendiri jangan mengatasnamakan RT sama RW. Selama ini kita engga mau tau urusan pasar," tegasnya.
Menurut Mujiati, selama ini Iswanto bertindak sendiri tanpa koordinasi. "Seharusnya kan konfirmasi dulu. Kalau masih ada RT jangan langsung ke RW, seperti itu kan saya merasa tidak dihargai sebagai RT," urai Mujiati.
Sedangkan Ketua RW 9 Kahar berjanji akan mengumpulkan semua karang taruna di wilayahnya. "Nanti karang taruna akan saya kumpulkan semua, saya akan ajak pelatihan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Tapi bukan masalah pasar, karena saya tidak mau ngurusi pasar, ribet," bebernya.
Ketua RT 3 Hariandi dan Wakil dari Ketua RW 12 Yudi lebih memilih tidak mengurusi pasar. Pihaknya lebih mementingkan urusan administrasi warganya.
Di tempat yang sama, Pengacara Okky F Suryatama mewakili Ketua Paguyupan Pasar Indrakila Ahmad Yani mendukung langkah Lurah Pacar Keling, Sri Sukaryati. Mantan wartawan PT Jawapos Media Televisi ini juga menyarankan, agar warga sebelum berulah agar koordinasi dulu dengan RT RW. Terlebih, karang taruna yang jadi korban provokator.
"Saya mewakili para pedagang Pasar Indrakila mengapresiasi Lurah Pacar Keling, yang mengakomodir aspirasi para pedagang. Tentunya kami memiliki rasa empati yang sangat tinggi, untuk tetap dapat memberi rasa aman dan nyaman sebagaimana buat para pedagang agar tetap berjualan," pungkas Okky. (Ton)