PKS Surabaya Sebut Penggelembungan Suara Wajar

PKS Surabaya Sebut Penggelembungan Suara Wajar

Potretkota.com - Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Surabaya, Ahmad Suyanto menyikapi adanya dugaan penggelembungan suara di sejumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada Pemilu Legislatif 2019 di Kota Surabaya, secara arif dan bijaksana.

Menurutnya, adanya kesalahan saat penghitungan suara itu sangat wajar. Karena, proses penghitungan memakan waktu sangat lama. Hingga, katanya wajar apabila ada kesalahan sebab faktor kelelahan. "Jika ada kesalahan saat proses penghitungan suara, saya kira itu manusiawi karena dilakukan hingga subuh, mungkin banyak petugas TPS yang capek," kata Ahmad Suyanto di Kantor DPD PKS, Jl. Tales V No 3, Jagir, Surabaya, Selasa (23/4/2019).

Anggota Komisi C DPRD Surabaya juga mengatakan, adanya selisih suara di sejumlah TPS yang sempat dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Surabaya beberapa hari lalu bukanlah kesalahan fatal.

Enam parpol tersebut adalah DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Surabaya, DPC Partai Gerindra Surabaya, DPC Partai Hanura Surabaya, DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Surabaya, DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP), DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

"Kami juga menghargai petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang sudah melaksanakan tugasnya hingga pagi. Apalagi pemilu kali cukup berat ada lima kertas suara yang harus direkap," kata Ahmad Suyanto.

Bahkan, karena beratnya Pemilu kali ini, banyak petugas KPPS di sejumlah daerah meninggal dunia karena kelelahan. "Demokrasi memang mahal. Mari kita bersama menghasilkan kualitas yang baik," ujarnya.

Selain itu, Ahmad Suyanto mengungkapkan, pihaknya mendukung Komisi Pemilihan Umum (KPU) Surabaya yang sudah melaksanakan rekomendasi dari Bawaslu Surabaya untuk menggelar penghitungan suara sejumlah TPS di 60 kelurahan dari 26 kecamatan.

Mengenai alasan PKS tidak ikut bersama perwakilan parpol lainnya datang ke Kantor KPU Surabaya, Senin (22/4/2019) karena mendapat tugas dari DPP PKS sehingga tidak bisa ikut.
"Kemarin saya ke Malang. Tapi kita tetap bersahabat," ujarnya.

Di samping itu, Politisi kelahiran Lumajang, 29 April 1975 menyebut, pihaknya sendiri akan tetap mengawal perhitungannya hingga final. Apalagi, katanya dari PKS sudah punya tim yang akan memantau proses perhitungan hingga selesai. Bahkan, pihaknya mengklaim punya aplikasi yang dapat mendeteksi kecurangan.

"Dari PKS punya aplikasi, semisal ada suara PKS atau suara masuk ke PKS itu bisa ditolaknya. Saya enga mau kasih tahu, entar di hack," pungkas Ahmad Suyanto. (Qin)

6 Parpol Minta KPU Surabaya Perhitungan Ulang
Dhani Ahmad Prasetyo Dituntut 1 Tahun 6 Bulan