Produk Komputer UNBK Rp 52 Miliar di Hack

Risma Salahkan Teknisi Bukan Sekolah

Produk Komputer UNBK Rp 52 Miliar di Hack

Potretkota.com - Proyek komputer Pemkot Surabaya Rp 52 miliar yang dipakai Dinas Pendidikan Pemkot Surabaya untuk Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), belum lama digunakan oleh pelajar SMP/MTS sudah diretas atau dihack orang tak bertanggungjawab.

Tidak terima produk miliaran sudah dihack, pihak Dinas Pemkot Surabaya kemudian melaporkan kasus ini ke Polrestabes Surabaya. “Iya benar. Tadi sudah ada yang laporan sekitar jam 8 malam. Besok Jumat (27/4/2018) kalau tidak salah ada pemeriksaan di Reskrim,” kata petugas jaga SPKT, Aiptu Masykur HST pada Potretkota.com, Kamis (26/4/2018) malam.

Menurut Masykur, pelapor yang datang ke SPKT Polrestabes Surabaya mengatasnamakan Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Kejuruan Dispendik Surabaya Sudarminto. Pelapor mengadukan dugaan Pasal 46 UU ITE tahun 2016. “Lebih jelas tanya penyidik saja mas,” pungkasnya.

Seperti diketahui, awal tahun 2018 Pemkot Surabaya secara mendadak mengeluarkan dana sekitar Rp 52 miliar untuk pengadaan komputer. Data yang didapat Potretkota.com, Proyek Dinas Pendidikan Surabaya yang dilimpahkan ke Bagian Layanan Pengadaan dan Pengelolahan Aset Pemkot Surabaya ini dikerjakan oleh PT Bismacindo Perkasa. Namun, entah kenapa pekerjaan ini di-sub-kan ke PT Mitra Mandiri Maju, yang berkantor dikawasan Jalan Embong Malang Surabaya.

BACA JUGA: Proyek Komputer Pemkot Surabaya Rp 52 Miliar Di-sub-kan

Karena lelang mendadak dan hanya diikuti dua peserta saja, tak heran jika proyek komputer Rp 52 miliar ini juga dibuat ‘mainan’ oleh orang yang tak bertanggung jawab.

Dalam rilis yang dikeluarkan Pemkot Surabaya, orang yang bertanggungjawab dimaksud yakni teknisi yang bekerja di SMPN Surabaya. Menurut Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, indikasi ini diketahui saat peserta ujian yang seharusnya melaksanakan pada sesi pertama (pagi), namun malah melakukan pada sesi ke tiga (sore).

“Mestinya anak-anak itu mengikuti ujian sesi satu, tapi malah dipindah ke sesi tiga. Dan kami temukan adanya kejanggalan,” kata Risma, Kamis, (26/04) sore.

Teknisi yang dimaksud Risma sangat hebat luar biasa. Bagaimana tidak, tanpa persetujuan Kepala Sekolah tertuduh teknisi mampu mengoper jadwal ujian para siswa.

Kasus seperti ini ditemukan sendiri oleh pihak Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya yang saat itu sedang memantau jalannya proses UNBK SMP/MTs melalui Pos terpadu. Dirinya memastikan, yang jelas temuan ini merujuk pada indikasi kecurangan.

Menurut Risma, kecurangan pada pelaksanaan UNBK tersebut, bukanlah sebuah kebocoran soal. Namun, ada indikasi akses illegal yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Dirinya juga belum bisa memastikan apakah soal ujian yang diakses secara illegal tersebut yang benar diujikan.

“Di sekolah tersebut, terdapat 30 an komputer. Tapi yang diakses oleh teknisi ada 5 komputer. Kemudian soal itu difoto oleh teknisi dan diinfokan oleh pihak ketiga dari luar,” imbuh Risma di ruang kerjanya.

Dengan tenang, pada wartawan Risma mempercayakan kasus ini pada polisi. “Kita tidak bisa berbuat banyak. Biar kita serahkan pada Pak Rudi (Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan, red) untuk meyelesaikan,” tegasnya.

Ditempat yang sama, Kombes Pol Rudi Setiawan berjanji akan melakukan penelusuran kasus yang diadukan Tri Rismaharini. "Kita belum bisa berkomentar banyak. Kita akan selidiki dulu kasusnya," pungkasnya. (Hyu)

Hina Rasulullah, Rendra Hadi Kurniawan Ditangkap
Menang Putusan Sela, Hanura Surabaya Dirombak