Potretkota.com - Belum usai penyakit virus Corona yang menyerang manusia, kini sebuah penyakit yang cukup mengkhawatirkan muncul pada hewan ternak. Penyakit yang dikenal dengan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) ini, ditemukan di empat wilayah Jawa Timur. Keempat wilayah tersebut diantaranya Gresik, Lamongan, Sidoarjo dan Mojokerto.
PMK menyerang hewan ternak jenis sapi, kerbau, kambing, domba, kuda dan babi. Ciri-cirinya pun cukup mengerikan. Secara klinis, selain menyebabkan hewan mengalami demam tinggi, yakni antara 39 hingga 41 derajat celcius, mulut hewan ternak juga mengeluarkan lendir berlebihan dan berbusa. Tidak hanya itu, hewan ternak akan mengalami luka-luka seperti sariawan pada rongga mulut dan lidah.
Gejala lain dari PMK pada hewan ternak ialah tidak mau makan, kaki pincang, Luka pada kaki dan diakhiri lepasnya kuku. Hewan ternak juga akan sulit berdiri, gemetar, napas cepat, produksi susu turun drastis dan menjadi kurus. Dengan adanya gejala-gejala tersebut, diharapkan masyarakat, khususnya peternak hewan, untuk segera melaporkan ke dinas terkait.
Sementara itu, menanggapi adanya wabah yang menyerang hewan ternak ini, Gubernur Jawa Timur Khoffifah Indar Parawansa, mengawal secara langsung proses pengobatan intensif pada hewan ternak yang terdampak. Salah satunya peternakan sapi milik Bakri di Dusun Wates, Desa Kedungpring, Kecamatan Balongpanggang, Kabupaten Gresik, Sabtu lalu, 7 Mei 2022.
Di peternakan ini, dengan mengenakan APD, Khofifah menyaksikan tahap demi tahap pengobatan hewan ternak yang di beri vitamin atau obat antibiotik melalui suntikan. Suntikan dan vitamin ini sendiri nantinya akan diberikan sebanyak tiga hari sekali. Sehingga dengan demikian, diharapkan suntikan tersebut dapat mencegah penularan PMK lebih meluas.
“Kami melakukan peninjauan langsung untuk pengobatan hewan ternak yang kita sama-sama lakukan dalam rangka penanganan PMK pada hewan ternak. PMK hewan ternak yang merebak saat ini, merupakan penyakit hewan menular akut yang menyerang ternak seperti sapi, kerbau, kambing, domba, kuda dan babi dengan tingkat penularan mencapai 90-100%,” kata Khofifah.
“Namun, yang perlu kita ketahui bersama penyakit ini tidak menular ke manusia, melainkan menular ke sesama hewan saja. Kami menghimbau, kepada para pemilik maupun peternak untuk mengisolasi serta mengkarantina seluruh hewan ternak yang terjangkit maupun masih sehat guna memberikan proteksi sehingga penularan pada wabah ini bisa dikendalikan mulai dari kecamatan,” sambungnya.
Karantina, kata Khofifah, bisa dilakukan mulai dari kecamatan atau desa yang memiliki kandang hewan ternak yang jaraknya berdekatan, karena penularan virus PMK ini bisa terjadi lewat udara atau airbone yang mirip dengan Covid-19. Sehingga langkah antisipatifnya bisa lebih mudah tidak meluas. Khofifah juga berharap kecamatan yang tidak terkonfirmasi positif PMK juga melalukan upaya karantina.
“Isolasi terlebih dahulu, jangan sampai ada interaksi antara ternak yang terkonformasi positif dengan ternak yang masih sehat. Melalui karantina dan isolasi seperti ini, kita bisa perkirakan jarak atau radius dari udara yang bisa membawa virus ini sejauh mana. Sehingga penularannya bisa dikendalikan,” pungkasnya. (Fred)