Potretkota.com – Seirama dengan program Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, yang lebih dulu mencanangkan program One Pesantren One Product, kini Menteri Pariwaisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno pun tak mau kalah. Menteri yang akrab netizen sebut Papa Online itu, melirik pesantren sebagai pemanfaatan industri tekstil.
Untuk kali pertama, bersama Yayasan Indonesia Setara yang di inisiasi oleh Rumah Sandiuno Indonesia (RSI), Sandiaga menggelar pelatihan membatik di Pondok Pesantren Roudlotul Muta'alimin, Banyuwangi, Jawa Timur. Kegiatan pelatihan membatik tersebut ditujukan untuk meningkatkan kualitas masyarakat yang memiliki keunggulan dalam membatik.
Dalam kesempatan ini, Menparekraf Sandiaga mengatakan, ia ingin produk-produk batik di Banyuwangi memiliki daya saing dimata wisatawan. Terlebih, di batik di Banyuwangi juga memiliki keunggulan yang tak kalah menarik dengan batik di wilayah lain. Ia berharap, batik Banyuwangi di bawah binaan RSI dapat segera bangkit dan memiliki daya saing dengan produk daerah lain.
Berita terkait: Relawan Lumajang Sandiaga Uno Gelar Pelatihan Usaha
"Kami melihat banyak sekali ibu-ibu yang memiliki keunggulan dalam membatik, ini kita siapkan karena Banyuwangi akan segera bangkit kembali, sehingga ini harus dibangun agar memiliki daya saing dan menjadi oleh-oleh wisatawan," kata Sandiaga, Senin (6/6/2022).
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini juga mengungkapkan, setelah pelatihan tersebut, nantinya para pembatik akan dilakukan pendampingan, dan diberi bantuan dalam pemasaran serta perizinan. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menggerakkan perekonomian masyarakat, khususnya kaum emak-emak di daerah Banyuwangi.
"Mereka rupanya sangat antusias untuk mengembangkan industri batik ini, jadi kita akan melakukan pendampingan setelah ini, kita akan bantu pemasaran, setelah itu kita bantu perizinannya," ujar Papa Online.
Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Roudlotul Muta'alimin Gus Dur Muzi Muftadi Asimbari ingin pelatihan ini dapat terus dibina, sehingga dapat memacu kreatifitas masyarakat dan santri. "Dengan pelatihan membatik ini sebagai gerakan atau kreatifitas, sehingga membatik ini dapat terus dididik dan dibina," kata Gus Dur.
Ia menjelaskan, nantinya pelatihan yang telah diselenggarakan akan diajarkan kembali kepada masyarakat sekitar ataupun santri. Ia berharap, kegiatan tersebut dapat terus dilakukan sehingga dapat membangkitkan ekonomi di pondok pesantren di berbagai wilayah, khususnya wilayah Banyuwangi. Terlebih, pesantren mengajarkan santri hidup mandiri.
"Akan nanti diajarkan kembali ke santri atau ke umum, tentu bisa menaikan ekonomi disini, sekarang kan pondok pesantren itu mengajarkan untuk hidup mandiri. Jadi tidak hanya mengaji kitab kuning saja, namun juga bisa berdagang ataupun berproduksi," kata Gusdur. (Heri)