Potretkota.com - Calon Gubernur (Cagub) Jawa Timur, Luluk Nur Hamidah M.Si., M.P.A layak dijuluki koboi. Sebab, saat kampanye dan ziarah malam ke makam KH Hasan Dipo Ketua PBNU Pertama 1926-1934 dan KH Mas Mansyur Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah ke 4 sekaligus ke Makam Sunan Ampel, perempuan kelahiran 1971 ini tanpa didampingi pengusung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), baik dari ranting, cabang maupun anggota DPRD Kota dan Provinsi.
"Wes biasa, ijen tatak" kata Luluk kepada Potretkota.com, sudah siap menjadi koboi Jawa Timur yang melawan korupsi, Senin (30/9/2024).
Jargon cantik dan luman yang sudah melekat padanya, Luluk berkeyakinan mampu mencerdaskan masyarakat Jawa Timur. "Jadi Gubernur itu harus melayani rakyatnya bukan golongan tertentu saja. Jangan lupa, kalau jadi pemimpin itu harus amanah tanpa korupsi, bisa jaga integritas," ujarnya.
Luluk saat berdoa di makam KH Hasan Dipo dan KH Mas Mansyur
Menurut Luluk, sengaja datang ke makam pahlawan nasional KH Hasan Dipo, KH Mas Mansyur dan penyebar agama Islam di Pulau Jawa Sunan Ampel, bertujuan agar dapat mengikuti jejak semangat juang mereka.
"Tentu ini juga merupakan satu hal yang membuat saya bahagia dan mudah-mudahan dengan doa tawasul kita, khususnya saya dan mas Lukman diberikan kekuatan perjalanan untuk Pilgub di Jawa Timur ini," jelas Luluk.
Luluk tak masalahkan jika kalah survei dari calon lainnya, Khofifah dan Tri Rismaharini. Diakuinya, tidak mudah melakukan proses konsolidasi 38 kabupaten dan kota. "Engga apa-apa juga itu sebagai cermin aja buat kita bahwa mesin partai memang harus bekerja keras dan oleh karena itu sudah benar langkah yang kami tempuh yaitu dengan cara konsolidasi partai. Pada saat survei itu dilakukan kan memang kita baru aja melakukan satu proses konsolidasi untuk manasin mesin," tambahnya.
"Alhamdulillah dalam waktu sekitar 1 minggu atau hampir 10 hari kita bisa menyelesaikan konsolidasi itu dengan tuntas dan yang paling penting bahwa ada penerimaan dari seluruh struktur kita, juga ada kekuatan fraksi, jadi semua tingkatan produk DPR RI kemudian provinsi kemudian kabupaten dan kota dan kemudian juga struktur partai termasuk relawan semua untuk diaktivasi," imbuh Luluk.
Pasangan calon Lukmanul Khakim meyakini, kondisi survei saat ini berbeda dengan awal waktu mendaftar sebagai Calon Gubernur Jawa Timur. "Saya yakin kok kondisinya sekarang berbeda. Survei selalu punya nuansa dan tendensi tertentu dan kita juga sudah engga kaget sih dengan hal-hal yang semacam itu. Yang lebih berlaku lagi ya kalau survei langit," pungkas mantan macan senayan ini. (Hyu)