Ratusan Rumah di Berau Terendam Banjir 3 Meter
Kondisi banjir 3 meter rendam Desa Tumbit, Kalimantan Timur.

Antisipasi Banjir Bertambah, Warga Giliran Jaga Malam

Ratusan Rumah di Berau Terendam Banjir 3 Meter

Potretkota.com - Akibat hujan deras dan air laut pasang, mengakibatkan ratusan rumah di Desa Tumbit Melayu, Kabupaten Berau Kalimantan Timur, Jumat pagi (13/05) terendam banjir setinggi 50 centimeter hingga 3 meter. Salah warga korban banjir, Wajib mengatakan, banjir yang merendam Desa Tumbit Melayu ini terjadi sejak hari rabu kemarin, namun sejak tadi malam ketinggian air terus meningkat.

"Air mulai naik sejak hari Rabu kemarin, namun akibat tingginya curah hujan, tadi malam ketinggian air malah semakin naik, jadi kami warga disini hanya bisa bertahan di dalam rumah," katanya.

Selain itu, banjir yang merendam kawasan ini juga disebabkan akibat kondisi pasang air laut, sehingga genangan banjir berlangsung cukup lama. "Benar mas, kondisi pasang air laut juga jadi salah satu penyebab banjir di desa ini sulit surut," tegas Wajib sembari menggendong anaknya.

Berdasarkan data pengurus desa setempat, 3.200 warga yang terdampak banjir, kini tak bisa beraktivitas normal, lantaran banjir telah mengakibat akses jalan warga terisolir. Karwi, warga korban banjir lainnya mengatakan banjir yang merendam desa ini merupakan banjir tahunan yang kerap terjadi saat kondisi curah hujan tinggi.

"Desa kami ini memang menjadi langganan banjir mas di Kabupaten Berau, bahkan dalam tahun ini banjir sudah terjadi sebanyak 5 kali," ungkapnya.

Menurutnya, banjir yang merendam Desa Tumbit Melayu ini bisa berlangsung selama 5 hari, namun jika kembali dilanda hujan deras, maka banjir akan berlangsung lebih lama. "Biasanya sih banjir bisa berlangsung 4 sampai 5 hari mas, tergantung kondisi cuaca juga, kalau hujan deras lagi yang banjirnya bisa lebih lama," jelasnya.

Kini, Warga korban banjir pun hanya bisa bertahan di dalam rumah lantaran pemerintah daerah setempat belum mendirikan posko pengungsian. "Ya mau gimana lagi mas, akses jalan masih terendam banjir, kendaraan juga ga bisa lewat, jadi kita ya mau gak mau tetap bertahan aja di dalam rumah," tutupnya.

Sementara itu, untuk mengantisipasi berbagai kerawanan di Desa Tumbit Melayu, warga setempat memberlakukan jaga malam secara bergantian. Hal itu dilakukan lantaran warga korban banjir masih merasa khawatir dan takut ketinggian banjir tiba-tiba kembali meningkat, sehingga mereka pun secara sukarela dan bergantian melakukan jaga malam meski masih berada ditengah genangan banjir.

Salah satu warga, Muing mengungkapkan, selama tiga hari terakhir, warga desa menerapkan jaga malam secara bergantian, untuk memonitor ketinggian banjir, karena kondisi cuaca yang tidak menentu bisa mengakibatkan ketinggian banjir secara tiba-tiba bisa semakin meningkat. "Kami disini melakukan jaga malam yang dimulai sejak pukul 20.00 WITA hingga pagi hari, lantaran khawatir ketinggian banjir yang tiba-tiba bisa semakin naik," ungkapnya.

Jika ketinggian banjir kembali meningkat, maka belasan warga yang bertugas jaga malam, akan memberikan informasi ke warga lainnya, agar segera mengevakuasi barang-barang dan benda berharga lainnya ke tempat yang lebih tinggi, sekaligus untuk memperingatkan warga agar meningkatkan kewaspadaan.

"Kalau air semakin naik, kami akan memperingatkan warga lainnya agar segera mengevakuasi barang-barang, terutama barang elektronik ke tempat yang lebih tinggi," tegasnya.

Sementara itu, berdasarkan data dari pengurus desa setempat, ketinggian banjir yang semula sempat mencapai hingga 3 meter, kini berangsur surut dan ketinggian banjir hanya tersisa 1 meter. "Saat ini ketinggian banjir sudah terpantau berangsur menurun, dan di beberapa titik yang terparah juga hanya terpantau menurun hingga 1 meter," tutupnya. (Iqbal)

BUMN Beri Rumah Orang Tua korban Aktivis 98
Kejari Surabaya Tangkap DPO Terpidana Pedofil