Potretkota.com - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara Jawa Timur (Bemnus Jatim) kembali mengadakan formula baru dengan gerakan aksi bakti sosial dan santunan dengan Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) wilayah Jawa Timur.
oordinator Daerah Bemnus Jatim, Helvin Rosiyanda Putra mengatakan, momen Bulan Ramadhan kali ini pihaknya sengaja menggandeng kaum disabilitas sebagai bentuk Aksi kemanusiaan ataupun aksi social.
Baca Juga: Demo Tolak UU TNI di Surabaya Kisruh
“Mengapa demikian, tanpa kita sadari masih banyak kaum jalanan tukang becak, kaum bawah jembatan, yang masih butuh tangan kita termasuk kaum disabilitas,” jelas Helvin Rosiyanda, Selasa (18/3/2025).
Helvin juga mengungkapkan, tanpa mendeskriminisakan gerakan dari organ lain, pihaknya sepakata agar gerakan ini betul-betul tersalurkan bagi yang membutuhkan. “Harapan kami kedepan dari pemerintah agar lebih membuka mata agar tidak hanya bagi-bagi takjil yang sifatnya seremonial pinggir jalan, tetapi harus berani turun ke pelosok-pelosok kampung agar bisa mendengar keluhan para kaum jalanan atau kaum disabilitas,” ungkapnya.
Baca Juga: Mahasiswa Depan DPRD Jatim Bakar Keranda, Ditangkap Polisi
Perwakilan Bem Unitomo dari Sekretaris Kabinet, Jeaneta Dyra menambahkan, saat ini pihaknya menyalurkan 100 nasi kotak dan beberapa sembako. “Kami optimis dengan gandengan kita terhadap mereka, kedepan banyak yang akan melihat dan berinteraksi kepada mereka sebagai bentuk sosial antar manusia,” tambahnya.
Senada, Kementerian Sosial Bem Unitomo, Devthena menyebut, gerakan bulan suci Ramadan harus betul-betul di manfaatkan dengan mulai perbanyak melaksanakan hal yang positif. “Alhamdulilah dengan semangat Ramamdan kali ini para penyandang disabilitas sangat senang kita jumpai dan bangga karna masih ada sosok masyarakat yang bersosial,” imbuhnya.
Baca Juga: Koordinator BEM Nusantara Resmi Lantik Pengurus Jatim 2024-2025
Sementara, Ketua HWDI Jawa Timur, Sulis mengaku senang dan bangga hadirnya Bemnus Jatim karena masih ada ruang untuk belajar dan edukasi individu bersosial. “Kami sangat terharu dengan adanya kawan-kawan mahasiswa. Bukan karena bentuk barang atau besar kecilnya barang, tetapi saluran tangan mereka yang sangat kami harapkan ditengah dikucilnya penyandang disabilitas lainnya,” ujarnya.
“Ketika buka bersama, kami juga senang mahasiswa masih mau makan bareng dengan kami, kebanyakan diluaran sana kalau makan bareng dengan kami merasa jijik atau lebih memilih menjauh. Semoga gerakan ini menjadi berkah dan berdampak kedepan,” pungkasnya. (*)
Editor : Redaksi