Himelda: Korban tersebar dimana-mana

Satu Korban Penipuan WPONE Lapor ke Polrestabes Surabaya

avatar potretkota.com
Brosur WPONE
Brosur WPONE

Potretkota.com - Himelda, warga Rungkut Tengah Surabaya melaporkan Hendra Purwanto Ketua World Pay ONE (WPONE) wilayah Jawa Timur ke Polrestabes Surabaya. Perempuan kelahiran 1985 ini membuat pengaduan karena merasa ditipu adanya investasi yang pernah dijanjikan keuntungan.

Menurut Himelda, awal mengenal WPONE dari saudara dekatnya. “Saya dikenalkan dengan Hendra di kantornya atau istilah lain basecame di Jalan Jambu Pondok Candra Indah Sidoarjo,” katanya, Kamis (27/5/2025).

Baca Juga: Caleg Gresik Mengklaim Diakali Anggota DPRD Jatim Ratusan Juta

Sejak awal perkenalan tersebut, Himelda dijanjikan Hendra keuntungan 2% (persen) setiap harinya jika berinvestasi ke WPONE. Ibu satu anak ini percaya begitu saja, terlebih di basecame WPONE saat itu banyak orang yang mendaftar.

“Setelah itu saya dikirim link dompet digital WPONE. Setelah diklik, baru isi data sesuai KTP,” ungkap Himelda.

Deposit awal di aplikasi WPONE, disebut Himelda hanya Rp480 ribu. “Tanggal 16 Desember 2024, saya deposit Rp500 ribu transfer ke rekening Bank Mandiri atas nama Dwi Rasa Alam,” ujarnya.

Untuk mendapatkan keuntungan, setiap hari Himelda diharuskan absen aplikasi WPONE. “Didalam aplikasi tersebut ada angkanya, keuntungan 2 persen naik terus,” tambahnya.

Merasa untung, Himelda terus menaikkan investasinya hingga mencapai Rp36 juta. “Seharusnya keuntungan saya Rp80 juta, tapi ternyata keuntungan tidak bisa diambil,” urainya.

Seminar bisnis WPONE Jawa Timur.

Karena tidak bisa diambil, Himelda lalu menghubungi Hendra Purwanto. “Saya mau ambil kata Hendra baru bisa diambil 14 Maret 2025, terus coba lagi tanggal 17 Maret 2025, tetapi tetap tidak bisa,” jelasnya.

Baca Juga: Komisaris CV Pemuda Ekspres Pandu Utomo Sulistyan Didakwa Penipuan dan Penggelapan

“Untuk mengambil uang, kata Hendra harus ada verifikasi akun, ada biaya Rp800 ribu baru bisa dilakukan penarikan,” imbuhnya.

Meski ada yang membayar Rp800 ribu, tetap saja uang tidak bisa ditarik. Lantas Himelda mendapat informasi lagi dari Hendra kalau mau melakukan penarikan modal investasi dan keuntungan Rp80 juta, harus membayar uang pajak 20 persen.

“Jadi saya harus disuruh bayar lagi Rp16 juta, kalau tidak bisa memenuhi 20 persen, akun secara permanen dihapus. Kalau dihapus, modal dan bonus dihapus semua,” paparnya.

Merasa tertipu, Himelda lalu membuat pengaduan ke Polrestabes Surabaya, Sabtu 22 Maret 2025. “Kalau saya sudah ke Polrestabes Surabaya, teman-teman saya laporan ke Polda Jatim,” akunya.

Baca Juga: Egha Rodhu Hansyah Jalankan Bisnis Abal-abal

Setelah membuat laporan, Himelda baru sadar korban WPONE di Jawa Timur mencapai 700 orang. Bahkan, korban WPONE tersebar di Indonesia. “Saya taunya jumlah segitu dari group. Korban tidak hanya dari Surabaya, ada Kalimantan, Bone Sulawesi, Salatiga, dan sebagainya,” pungkasnya.

Selain Hendra purwanto, terlapor lain dari rekan-rekan Himelda korban WPONE di Jawa Timur, antara lain Nayla Agustine, Dwi Rasa Alam, PT Pola Pratama Catra (PPC), Tri Ajeng Tasya, M Yahya Van Ungerer, PT Kayu Mega Nusantara (KMN), Ayu Yulyani, Hajiyah Sitepu, Rahmat Wiranto dan Sri Wulandari.

“Kalau dihitung-hitung, korban WPONE di Jawa Timur yang transfer ke rekening mereka terlapor mencapai miliaran rupiah,” tutup Himelda.

Atas laporan ini, Hendra Purwanto saat dikonfirmasi Potretkota.com melalui nomer selulanya +62 813-1881-01** tidak bergeming. (Hyu)

Editor : Redaksi

Berita Terbaru