PT Pelindo III Serius Perbesar Layanan Migas

avatar potretkota.com

Potretkota.com - Setelah mengoperasikan terminal LNG (Liquefied Natural Gas) terapung di Pelabuhan Benoa Bali dan bersinergi dengan Perusahaan Gas Negara (PGN) di Terminal Teluk Lamong, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Pelindo III semakin serius memperbesar ekspansinya di bisnis layanan terminal pendukung industri minyak dan gas (migas).

“Infrastruktur pelabuhan sangat penting untuk disinergikan untuk melayani kebutuhan logistik energi nasional. Karena pelabuhan merupakan pintu masuk yang dapat berkontribusi untuk menekan cost recovery dari industri migas di Indonesia,” kata Direktur Transformasi dan Pengembangan Bisnis Pelindo III Toto Nugroho, dalam kegiatan worskhop migas bersama antara Pelindo III dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) di Surabaya, Selasa (2/4/2019) kemarin.

Baca Juga: Pelindo Regional 3 Layani 704.769 Pemudik Lebaran 2025

Toto Nugroho menambahkan, kerja sama pengembangan fasilitas pelabuhan untuk mendukung operasional di hulu industri migas potensinya sangat besar, karena banyak lahan konsesi PT Pelindo III yang berada di waterfront atau berbatasan langsung dengan laut.

“Pelindo III bahkan sudah menyiapkan lini usaha khusus, yaitu Pelindo Energi Logistik (PEL), yang akan fokus mengembangkan integrated services shorebase terminal atau terminal pelabuhan dengan sejumlah layanan yang siap mendukung logistik pelaku industri migas. Terminal Gresik di Jawa Timur sudah siap dengan dedicated area untuk memberikan layanan terintegrasi dari kegiatan di laut, seperti kapal sandar, hingga kegiatan di darat, untuk lokasi penyimpanan misalnya,” ujar mantan Direktur Pertagas tersebut.

Baca Juga: Pakai Gas Elpiji Bersubsidi, Rumah Makan Kebuli Tarim Disambar Api

Melalui konsep integrated services shorebase terminal tersebut, layanan PEL akan di-back up oleh lini usaha Pelindo III Group lainnya. Mulai dari layanan armada kapal offshore, transportasi truk, mooring-unmooring (penambatan), loading-unloading (bongkar muat), penyediaan alat berat, perawatan dan suku cadang peralatan. Termasuk penyediaan tenaga kerja professional operasional, pengamanan, kebersihan, dan transportasi.

Bahkan hingga jasa klinik kesehatan dan catering untuk pekerja di lokasi khusus. Dengan lengkapnya layanan dalam satu kawasan yang terdedikasi untuk kegiatan industri migas yang menuntut standar keselamatan yang tinggi, maka potensi efisiensi yang dicapai cukup besar.

Baca Juga: Sambut Lebaran, Pelindo Regional 3 Tambah Tenaga Keamanan

Sementara, Kepala Divisi Penunjang Operasi dan Keselamatan Migas, SKK Migas, Bagus Edvantoro, pada kesempatan tersebut membenarkan bahwa penurunan cost recovery merupakan isu penting. Menurutnya ada beberapa faktor yang mempengaruhi seperti kehandalan operasional, personel yang professional, kualitas layanan, keselamatan dan kesehatan kerja (K3/HSSE). “Kemudian juga faktor ketepatan waktu penyediaan jasa dan harga yang kompetitif. Integrasi faktor-faktor tadi dibutuhkan untuk mencapai penurunan cost recovery dalam industri migas,” ujarnya.

Ditempat yang sama, Ketua DPW Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Jatim Henky Pratoko, menyebutkan, dengan berdiskusi langsung dengan SKK Migas dan PT Pelindo III, para pelaku bisnis logistik bisnis di jasa logistik industri migas. “Di tengah bisnis yang semakin menantang, peluang baru menjadi penting bagi kami. Agar bisa turut bekerja sama dengan pemerintah untuk meningkatkan efisien logistik di Indonesia,” tutupnya. (Hyu)

Editor : Redaksi

Berita Terbaru